-->

Catatan Harian St.Faustina: 1001- 1050 Buku 3

KERAHIMAN ILAHI DALAM JIWAKU

Buku Catatan Harian Abdi Allah

Santa Maria Faustina Kowalska

anggota Kaul Kekal dari

Kongregasi Santa Perawan Maria Berbelas Kasih



Buku 3

(1001)

Y.M.Y. Syukur kepada-Mu, o Tuhan, Guruku, karena Engkau telah mengubah aku sepenuhnya menjadi diri-Mu sendiri, dan mendampingi aku melalui usaha serta kerja keras sepanjang hayatku; aku tidak takut akan suatu pun kalau Engkau ada di dalam hatiku.

(1002) 

Y.M.Y. Perjamuan Tuhan sudah digelar, Yesus duduk pada meja perjamuan bersama para rasul-Nya, seluruh diri-Nya sudah diubah menjadi cinta, karena demikianlah rencana Tritunggal yang Mahakudus. Dengan kerinduan besar, Aku ingin makan bersamamu, sebelum Aku mengalami kematian. Sebelum pergi, kasih menahan Aku di tengah-tengahmu Ia menumpahkan darah-Nya, memberikan hidup-Nya, karena Ia mencintai tanpa batas. 

Kasih bersembunyi di balik rupa roti, meskipun pergi, Ia tetap tinggal bersama kita. Penghampaan diri seperti itu tidak diperlukan, tetapi kasih yang membara menyembunyikan Dia di balik rupa Roti dan Anggur. 

Atas roti dan anggur, Ia mengucapkan tiga kata: 

“Inilah Tubuh-Ku, inilah Darah-Ku.” 

Meskipun misterius, kata-kata ini adalah kata-kata kasih. Kemudian Ia mengedarkan piala kepada murid-murid-Nya. 

Yesus sangat bersedih hati dan berkata, 

“Salah seorang dari engkau akan mengkhianati Gurunya.” 

Mereka terdiam, membisu seperti kubur, dan Yohanes menyandarkan kepalanya pada dada-Nya. 

Perjamuan malam berakhir. Marilah pergi ke Getsemani. Kasih sudah tuntas, dan si pengkhianat sedang menunggu. 

(1003) 

Y.M.Y. O Kehendak Ilahi, Engkau adalah makananku, Engkau adalah kesukaanku. Percepatlah, ya Tuhan, Pesta Kerahiman, agar jiwa-jiwa dapat mengenal sumber kebaikan-Mu. 

Allah dan Jiwa-jiwa. Sr. Faustina dari Sakramen Mahakudus. Krakow, 1 Maret 1937. 

(1004) 

O Kehendak Allah yang mahakuasa, Engkaulah sukacitaku, Engkaulah kesukaanku. Apa pun yang diulurkan kepadaku oleh tangan Allah, kuterima dengan sukacita, penyerahan diri, dan kasih. 

Kehendak-Mu yang kudus adalah istirahatku; di dalamnya terkandung segenap kesucianku; semuanya merupakan keselamatan kekalku, sebab memenuhi kehendak Allah adalah kemuliaan yang terbesar. 

Kehendak Allah - itulah satu-satunya yang Ia inginkan agar dilaksanakan oleh jiwaku tanpa syarat, sebab begitulah keinginan ilahi-Nya, ketika Allah membagikan kepercayaan-Nya denganku. 

Lakukanlah kepadaku seperti yang Engkau kehendaki, ya Tuhan. Aku tidak merintanginya, aku tidak mengajukan syarat apa pun. Karena Engkau adalah seluruh kesukaanku dan kekasih jiwaku, Dan, sebagai balas, kepada-Mu aku menumpahkan kepercayaan hatiku. 

Allah dan Jiwa-jiwa. Krakow, 1 Maret 1937. Buku Harian Tiga. 

(1005) 

Biarlah hormat dan pujian kepada Kerahiman Ilahi membubung dari setiap makhluk sepanjang segala abad dan masa. 

(1006) 

O Tuhan dan Allahku, Engkau memerintahkan kepadaku untuk menulis mengenai rahmat yang Engkau berikan kepadaku. O Yesusku, kalau para bapak pengakuanku, tidak memberikan perintah yang jelas agar aku menulis apa yang terjadi dalam jiwaku, maka dengan prakarsa sendiri aku tidak akan menulis sepatah kata pun. Kalau aku menulis tentang diriku sendiri, maka ada perintah resmi atas dasar ketaatan suci. 

(1007) 

Pujian dan kemuliaan bagi-Mu, o Tritunggal yang Mahakudus, Allah yang kekal. Semoga kerahiman yang mengalir dari hati-Mu sendiri melindungi kami dari murka-Mu yang memang adil. Biarlah pujian atas kerahiman-Mu yang tak terselami bergema di mana-mana. Segala karya-Mu, o Allah, menyandang meterai kerahiman-Mu yang tak terbatas. 

(1008) 

1 Maret 1937. Tuhan membuat aku mengerti betapa Ia tidak senang terhadap jiwa yang banyak bicara. 

“Dalam jiwa seperti itu, Aku tidak menemukan istirahat. Omongan yang tanpa henti melelahkan Aku, dan di tengah omongan itu jiwa tidak dapat mencermati suara-Ku.” 

(1009) 

Hari ini, aku minta kepada Tuhan Yesus agar mengizinkan aku berjumpa dengan seorang tertentu, dan ini akan menjadi tanda bagiku bahwa Ia sedang memanggil aku ke biara itu. Sungguh, aku berjumpa dengan orang itu dan aku tahu bahwa jiwa ini memiliki suatu panggilan. Maka, aku minta agar Tuhan sendiri berkenan membentuk jiwanya. Sudah sering aku berbicara dengannya mengenai panggilan; sisanya akan dilakukan oleh kehendak Tuhan. 

(1010) 

5 Maret 1937. Hari ini, aku mengalami sengsara Tuhan Yesus dalam tubuhku sendiri selama waktu yang panjang. Penderitaan itu sangat pedih, tetapi semua ini demi keselamatan jiwa-jiwa yang kekal. 

(1011) 

Hari ini, Tuhan mengunjungi aku, mendekapkan aku ke Hati-Nya dan berkata, 

“Beristirahatlah, Anak-Ku yang mungil. Aku senantiasa menyertai engkau.” 

(1012) 

8 Maret 1937 

Hari ini, sementara aku berdoa untuk ujud Pastor Andrasz, tiba-tiba aku memahami betapa eratnya jiwa ini menyatukan diri dengan Allah dan betapa ia menyenangkan Hati Tuhan. Pengetahuan ini membuat aku bersukacita luar biasa sebab aku sungguh-sungguh ingin agar semua jiwa bersatu dengan Allah seerat mungkin. 

(1013) 

Hari ini, sementara aku berdoa, jiwaku dikuasai oleh suatu keinginan yang sedemikian kuat untuk memulai karya itu sehingga aku tidak dapat menahan antusiasmeku. Oh, betapa berkobar-kobar keinginanku agar jiwa-jiwa dalam Kongregasi ini mempersembahkan diri di hadapan takhta Allah dan, atas nama seluruh dunia, terus-menerus memohon kerahiman-Nya yang tak terselami sambil memuji dan memuliakan kerahiman Allah yang tak terbatas itu. Suatu kekuatan yang misterius sedang mendorong aku untuk bertindak. 

(1014) 

12 Maret 1937 

Aku menyaksikan keletihan dalam diri seorang imam tertentu karena Tuhan telah merintis jalan yang berat dan sulit untuknya; tetapi buah-buah pekerjaannya sungguh nyata. Semoga Tuhan memberi kita banyak jiwa seperti itu, yang di tengah siksaan-siksaan yang amat berat tetap mampu mengasihi Tuhan. 

(1015) 

Hari ini, aku merasakan betapa suatu jiwa yang menghadapi ajal sungguh merindukan doa-doa. Aku berdoa sampai aku merasakan bahwa ia sudah meninggal. Oh, betapa jiwa-jiwa yang menghadapi ajal sungguh memerlukan doa! O Yesus, ilhamilah jiwa-jiwa untuk sering berdoa bagi orang-orang yang menghadapi ajal. 

(1016) 

15 Maret 1937 

Hari ini, aku masuk ke dalam sengsara Tuhan Yesus yang pedih. Aku merasakan penderitaan itu secara sungguh-sungguh rohani. Aku memahami betapa mengerikan dosa itu. Aku tahu dari lubuk jiwaku betapa kejinya dosa, bahkan yang paling kecil sekalipun; aku juga tahu betapa dosa itu menyksa jiwa Yesus. Aku lebih senang menderita seribu neraka daripada melakukan dosa ringan yang paling ringan sekalipun. 

(1017) 

Tuhan berkata kepadaku, 

“Aku ingin memberikan diri-Ku sendiri kepada jiwa-jiwa dan ingin memenuhi mereka dengan kasih-Ku. Tetapi, tidak banyak jiwa yang mau menerima semua rahmat yang ingin diberikan oleh kasih-Ku kepada mereka. Rahmat-Ku tidak hilang; kalau suatu rahmat ditolak oleh jiwa yang mesti menerimanya, rahmat itu akan dialihkan kepada jiwa yang lain.” 

(1018) 

Sering kali, aku merasakan bahwa orang-orang tertentu mendoakan aku. Aku mengalami hal seperti ini secara tiba-tiba dalam jiwaku, tetapi aku tidak selalu tahu siapa orang yang mendoakan aku. Aku juga tahu kalau ada orang yang susah karena sesuatu yang telah ia lakukan terhadap aku; hal ini pun aku sadari secara batin meskipun jarak [yang memisahkan kami] sangat jauh (Pembimbing rohani Sr.Faustina di Vilnius, Pastor Michael Sopocko, mengenang karunia-karunia luar biasa Sr.Faustina: penglihatan, penerangan, pencerahan, mendengar suara batin, dan lain-lain. Di sini, Sr.Faustina menulis tentang salah satu karunia itu, yakni pengetahuan batin mengenai peristiwa-peristiwa yang mengesan bagi orang-orang yang berhubungan dengan dia). 

(1019) 

18 Maret 1937 

Aku mulai mengerti bahwa aku telah menerima rahmat istimewa yang mengantar aku ke dalam kemesraan dan persekutuan erat dengan Tuhan. Ia membuat aku mengetahui hal ini lewat suatu terang batin. Ia membiarkan aku mengetahui kebesaran dan kekudusan-Nya dan betapa tulus Ia merendahkan diri untuk menjumpai aku. Ia memberi aku pengetahuan istimewa tentang kasih-Nya terhadap aku, dan tentang kenyataan bahwa secara mutlak Ia adalah Tuhan atas segala sesuatu; Ia juga membuat aku mengerti bagaimana Ia memberikan diri-Nya kepada suatu jiwa, sembari membatalkan semua hukum alam. Ia bertindak seturut kehendak-Nya. 

(1020) 

Aku mengetahui pertunangan rohani antara jiwa dengan Allah, yang tidak memiliki pengungkapan lahiriah. Pertunangan ini adalah tindakan melulu rohaniah antara jiwa dan Allah. Rahmat ini telah menarik aku ke dalam pusat kasih Allah yang berkobar-kobar. Aku mulai memahami sifat trinitaris-Nya dan juga Keesaan mutlak Jati Diri-Nya. Rahmat ini erbeda dari semua rahmat yang lain. Rahmat ini sepenuhnya bersifat rohani sehingga gambaranku yang tidak cermat tidak akan mampu mengungkapkan bahkan bayangannya saja. 

(1021) 

Aku merasakan keinginan yang kuat untuk menyembunyikan diri sehingga aku ingin menjalani hidup seolah-olah aku ini tidak ada. Aku merasakan suatu dorongan batin yang aneh untuk menyembunyikan diri serapat mungkin sehingga hanya diketahui oleh Hati Yesus. Aku ingin menjadi suatu tempat tinggal yang mungil bagi Yesus untuk beristirahat di dalam diriku. Aku tidak akan membiarkan suatu pun membangunkan Kekasihku. Ketersembunyianku memberi aku kesempatan untuk menyatukan diri terus-menerus dengan Kekasih-Ku dan hanya dengan Dia. Dengan ciptaan, aku hanya akan menyatukan diri sejauh hal itu menyenangkan Dia. Hatiku telah mengasihi Tuhan dengan kekuatan cinta yang penuh, dan aku tidak mengenal cinta yang lain sebab sudah sejak awal mula jiwaku membenamkan diri dalam-dalam di dalam Tuhan sebagai satu-satunya hartanya. 

(1022) 

Memang, secara lahiriah aku menjumpai banyak penderitaan dan beragam kesusahan. Tetapi, ini semua tidak meredupkan hidup batinku atau menganggu keheningan batinku sedetikpun. Aku sama sekali tidak takut ditinggalkan oleh ciptaan-ciptaan sebab kalaupun semuanya meninggalkan aku, aku tidak akan sendirian sebab Tuhan menyertai aku. Dan kalaupun Tuhan menyembunyikan diri, cintaku akan tahu bagaimana menemukan Dia. Karena cinta tidak mengenal pintu atau penjaga; bahkan Serafim, dengan pandangan matanya yang tajam dan dengan pedangnya yang berkilauan, tidak akan menghentikan cinta; cinta akan menemukan jalannya melintasi padang gurun dan panas terik yang menyengat, melintasi badai, guntur, dan kegelapan, dan akan sampai pada Sumber dari mana ia berasal, dan di sana ia akan bertahan selama-lamanya. Segala sesuatu akan berakhir; sedangkan cinta tidak akan berakhir. 

(1023) 

Hari ini, aku menerima beberapa buah jeruk. Ketika suster sudah pergi, aku bertanya dalam hati, 

“Apakah aku akan menggantikan laku tobat dan mati raga selama Prapaskah suci ini dengan makan jeruk ini? Sebab, aku merasa kesehatanku sudah lebih baik. 

Maka, aku mendengar suatu suara di dalam jiwaku, 

“Putri-Ku, engkau lebih menyenangkan hati-Ku dengan makan jeruk itu demi ketaatan dan cintamu akan Daku daripada dengan berpuasa dan bermati raga atas kemauan sendiri. Jiwa yang amat sangat mencintai Aku harus hidup atas dasar kehendak-Ku. Aku mengenal hatimu, dan Aku tahu bahwa jiwamu tidak akan dipuaskan oleh apa pun selain kasih-Ku.” 

(1024) 

Aku sungguh tidak tahu bagaimana hidup tanpa Tuhan. Di tempat pengasingan ini, Yesus sering mengunjungi aku, mengajar aku, menenangkan hatiku, mencela aku, dan memberikan nasihat-nasihat kepadaku. Ia sendiri membentuk hatiku menurut keinginan dan maksud-maksud ilahi-Nya, tetapi selalu didasari kebaikan dan kerahiman. Hati kami lebur menjadi satu. 

(1025) 

19 Maret 1937 

Hari ini, dalam roh, aku menyatukan diri dengan adorasi yang sedang berlangsung di biara kami, tetapi jiwaku dipenuhi dengan siksaan, dan suau kecemasan yang aneh menyayat-nyayat hatiku. Karena hal ini, aku menggandakan doa-doaku. Tiba-tiba aku melihat tatapan mata Allah menembus masuk ke lubuk hatiku. 

(1026) 

Ketika aku duduk untuk menikmati sarapan yang sangat lezat, aku berkata kepada Tuhan, 

“Terima kasih kepada-Mu atas anugerah ini, tetapi hatiku sedang sekarat karena merindukan Engkau, dan tidak ada sesuatu pun di bumi ini yang terasa lezat bagiku. Aku ingin santapan cinta-Mu.” 

(1027) 

Hari ini, aku ditarik oleh suatu kekuatan yang misterius untuk bertindak. Aku harus menolak tarikan itu sebab kalau tidak, maka saat ini juga aku akan maju ke arah itu. 

(1028) 

21 Maret 1937 

Minggu Palma 

Dalam misa, jiwaku tenggelam dalam kepedihan dan penderitaan Yesus. Yesus membuat aku mengerti bahwa selama perarakan kemenangan itu, Ia sangat menderita. Pekik “Hosana” terus-menerus dalam hati Yesus sebagai terikah “Salibkanlah.” Yesus mengizinkan aku merasakan semua ini secara istimewa. 

(1029) 

Dokter tidak mengizinkan aku pergi ke kapel untuk mengikuti Ibadat Sengsara Tuhan meskipun aku sangat ingin melakukannya; namun aku berdoa di kamarku sendiri. Tiba-tiba aku mendengar lonceng dari kamar sebelah; aku masuk ke sana dan memberikan pelayanan kepada seorang yang sakit parah. Ketika aku kembali ke kamarku, tiba-tiba aku melihat Tuhan Yesus yang berkata, 

“Putri-Ku, dengan memberikan pelayanan itu, engkau telah memberi Aku kebahagiaan yang lebih besar daripada kalau engkau berdoa selama waktu yang panjang.” 

Aku menjawab, 

“Tetapi, Yesus, bukan kepada-Mu, melainkan kepada pasien pelayanan itu kuberikan.” 

Dan Tuhan menjawab aku, 

“Memang benar, Putri-Ku. Tetapi, apa pun yang engkau lakukan untuk sesamamu, engkau melakukannya untuk Aku.” 

(1030) 

O Yesusku, berilah aku kebijaksanaan, berilah aku pikiran yang cerah dan disinari oleh terang-Mu; hanya inilah yang membuat aku mengenal Engkau dengan lebih baik, o Tuhan. Karena semakin baik aku mengenal Engkau, semakin berkobar-kobarlah cintaku akan Dikau, satu-satunya sasaran cintaku. Dalam Engkau jiwaku membenamkan diri, dalam Engkau hatiku terlebur. Aku tidak tahu bagaimana mencintai hanya dengan setengah-setengah; yang aku tahu hanyalah mencintai dengan segenap kekuatan jiwaku dan dengan seluruh gairah hatiku. Engkau sendiri, o Tuhan, telah menyalakan cintaku ini bagi-Mu; dalam Dikau, hatiku membenamkan diri selama-lamanya. 

(1031) 

22 Maret 1937 

Hari ini, sementara aku bercakap-cakap dengan seseorang, aku menyadari bahwa dalam roh, ia sangat menderita meskipun secara lahiriah ia berpura-pura sangat bahagia dan sama sekali tidak menderita. Aku merasa mendapat ilham untuk memberitahukan kepadanya bahwa apa yang mengganggu hatinya adalah suatu godaan. Ketika aku mengungkapkan kepadanya apa yang sedang menyiksa dirinya, mendadak ia mengucurkan air mata dan ia menceritakan kepadaku bahwa ia ingin bertemu dengan aku justru untuk mengungkapkan masalah itu kepadaku sebab ia merasa hal itu akan meringankan penderitaannya. Penderitaan itu sedemikian rupa beratnya sehingga di satu pihak jiwa itu ditarik oleh rahmat Allah, tetapi di lain pihak ia ditarik oleh dunia. Ia mengalami pergulatan yang mengerikan yang membuat ia sampai menangis seperti seorang anak kecil. Tetapi, kemudian ia pergi dengan hati teduh dan damai. 

(1032) 

Dalam misa kudus, aku melihat Tuhan Yesus dipaku pada salib di tengah siksaan-siksaan yang keji. Suatu rintihan lembut keluar dari Hati-Nya. Tidak lama kemudian, Ia berkata, 

“Aku haus. Aku haus akan keselamatan jiwa-jiwa. Tolonglah Aku, Putri-Ku, menyelamatkan jiwa-jiwa. Padukanlah penderitaan-penderitaanmu dengan sengsara-Ku dan persembahkanlah semua itu kepada Bapa surgawi untuk keselematan orang-orang berdosa.” 

(1033) 

Ketika aku menyadari bahwa beban itu melampaui kekuatanku, tanpa mempertimbangkan, menganalisis, atau menyelidikinya, seperti seorang anak aku lari kepada Hati Yesus dan hanya mengucapkan sepatah kata kepada-Nya, 

“Engkau dapat melakukan segala sesuatu.” 

Kemudian, aku diam sebab aku tahu Yesus sendiri akan campur tangan dalam masalah ini dan untuk aku sendiri, daripada menyiksa diri, aku menggunakan waktuku untuk mencintai Dia. 

(1034) 

Senin dalam Pekan Suci. 

Aku minta kepada Tuhan supaya mengizinkan aku ambil bagian dalam Sengsara-Nya yang pedih supaya aku dapat merasakan Sengsara-Nya yang pahit itu dalam jiwa dan raga, sampai sebatas yang bisa ditanggung oleh ciptaan. Aku minta agar boleh merasakan semua kepahitan, sejauh itu mungkin. Dan Tuhan menjawab bahwa Ia akan memberikan rahmat ini kepadaku, dan bahwa pada Hari Kamis, sesudah komuni kudus, Ia akan memberikannya secara istimewa. 

(1035) 

Petang ini, seorang laki-laki muda sedang menghadapi ajal; ia sangat menderita. Untuk intensi ini, aku mulai mendaras Koronka yang telah diajarkan Tuhan kepadaku. Aku mendaraskannya sampai selesai, tetapi sakratulmaut itu terus berlanjut. Aku ingin memulai Litani Orang Kudus, tetapi tiba-tiba aku mendengar suara, 

“Daraskanlah Koronka itu!” 

Aku paham bahwa jiwa itu membutuhkan bantuan doa dan kerahiman khusus. Maka, aku mengurung diri di kamarku dan meniarap di depan Allah serta memohon kerahiman untuk jiwa itu. Tiba-tiba aku merasakan keagungan Allah yang mulia dan keadilan-Nya yang besar. Aku gemetar ketakutan, tetapi tidak berhenti memohon kerahiman Tuhan bagi jiwa itu. Kemudian aku melepaskan salib yang tergantung di dadaku, salib yang telah kuterima ketika aku mengikrarkan kaul-kaulku, dan aku meletakkannya pada dada orang yang menghadapi ajal itu dan berkata kepada Tuhan, 

“Yesus, pandanglah jiwa ini dengan cinta yang sama dengan cinta-Mu ketika Engkau memandang persembahanku pada hari kaul kekalku, dan dengan jaminan janji yang Engkau sampaikan kepadaku dalam kaitan dengan orang yang menghadapi ajal dan mereka yang akan menyerukan kerahiman-Mu atas mereka, [berilah orang ini rahmat untuk mati bahagia]” 

Penderitaannya serta merta berhenti, dan ia meninggal dengan damai. Oh, betapa kita harus banyak berdoa untuk orang yang menghadapi ajal! Marilah kita memanfaatkan kerahiman sementara masih ada waktu untuk kerahiman. 

(1036) 

Semakin hari aku semakin menyadari betapa setiap jiwa sangat membutuhkan kerahiman Allah sepanjang hidupnya, terutama pada saat ajalnya. Koronka ini meredakan murka Allah, sebagaimana Ia katakan sendiri kepadaku. 

(1037) 

Aku mendapati diriku sedemikian lemah sehingga kalau tidak untuk menyambut komuni kudus, aku akan terus terjatuh. Hanya satu hal yang menopang aku, dan itu adalah komuni kudus. Dari komuni kudus, aku menimba kekuatan; dalam komuni kudus ada tenagaku. Pada hari-hari ketika aku tidak menyambut komuni kudus, aku takut menjalani hidup. Aku takut akan diriku sendiri. Yesus yang tersembunyi dalam Hosti merupakan segalanya bagiku. Dari tabernakel aku menimba kekuatan, tenaga, keberanian, dan terang. Di sini, aku mencari kelegaan di saat penderitaan. Aku tidak akan tahu bagaimana memuliakan Allah kalau aku tidak memiliki Ekaristi di dalam hatiku. 

(1038) 

Tanah Airku tercinta, Polandia, kalau saja engkau tahu betapa banyaknya penderitaan dan doa yang kupersembahkan kepada Allah bagimu! Tetapi, waspadalah dan muliakanlah Allah, yang mengangkat engkau ke atas dan memperlakukan engkau secara istimewa. Dan, belajarlah bagaimana bersyukur. 

(1039) 

Aku sangat menderita ketika menyaksikan penderitaan orang-orang lain. Semua penderitaan ini terasa di dalam hatiku. Aku merasakan siksaan-siksaan mereka di dalam hatiku bahkan sampai mencabik-cabik aku secara ragawi. Aku lebih senang kalau semua penderitaan itu menimpa aku asalkan beban sesamaku diringankan. 

(1040) 

Di tengah siksaan-siksaan yang mengerikan, aku menatap Engkau, ya Allahku, dan meskipun badai berputar-putar di atas kepalaku, aku tahu bahwa matahari tidak akan padam. Memang, aku tidak heran akan tipu daya para ciptaan, tetapi aku siap menerima apa pun yang barangkali terjadi. Bibirku terkatup, sementara telingaku letih mendengar gelak tawa. Di tengah penderitaan-penderitaan yang amat berat, aku berusaha keras untuk menciptakan keheningan di dalam hatiku, dan dengan perisai Nama-Mu aku melindungi diriku melawan segala serangan. 

(1041) 

Suatu kerinduan yang bernyala-nyala akan Pesta (Pesta Kerahiman Ilahi, pada Minggu pertama sesudah Paskah) ini membakar seluruh jiwaku. Dalam doa yang berapi-api agar Pesta itu segera terwujud, aku merasakan sedikit kelegaan. Aku telah memulai suatu novena untuk ujud imam-imam tertentu agar Allah memberikan kepada mereka terang serta ilham untuk menyetujui pemakluman Pesta ini, dan agar Roh Allah mengilhami Bapa Suci sehubungan dengan seluruh masalah ini. 

Novena itu terdiri atas satu jam adorasi di hadapan Sakramen Mahakudus. Aku telah memohon kepada Allah untuk mempercepat terwujudnya Pesta ini; aku pun telah minta kepada Roh Kudus untuk mengilhami orang-orang tertentu yang berkaitan dengan seluruh masalah ini. Aku menyelesaikan novena ini pada hari Kamis Putih. 

(1042) 

23 Maret 1937 

Hari ini adalah hari ketujuh novena. Aku telah menerima rahmat yang besar dan tak terselami: Yesus yang maharahim telah berjanji bahwa aku akan hadir dalam perayaan Pesta meriah ini. 

(1043) 

Hari ini, 23 Maret, hari Selasa dalam Pekan Suci adalah hari Tuhan telah memberi aku banyak rahmat. 

(1044) 

Tiba-tiba, kehadiran Allah mencekam aku, dan serta merta aku melihat diriku berada di Roma, di kapel Bapa Suci, dan pada saat yang sama aku berada di kapel kami. Dan, perayaan Bapa Suci dan seluruh Gereja itu terkait erat dengan kapel kami dan dengan cara yang istimewa, dengan Kongregasi kami. Aku ambil bagian dalam perayaan meriah itu secara serempak di sini dan di Roma karena perayaan itu begitu erat terkait dengan Roma sehingga sebagaimana kutulis, aku bahkan tidak dapat membedakan keduanya tetapi aku sedang menulis sebagaimana aku melihatnya. Aku melihat Tuhan Yesus di kapel kami, dipajang pada monstrans pada altar utama. Kapel dihias indah layaknya untuk suatu pesta, dan pada hari itu setiap orang yang ingin datang diizinkan masuk. Khalayak sedemikian besar sehingga mata tidak dapat menangkap seluruhnya. Setiap orang ambil bagian dalam perayaan ini dengan sukacita yang besar, dan banyak dari mereka memperoleh apa yang mereka inginkan. Perayaan yang sama diselenggarakan di Roma, dalam suatu gereja yang indah, dan Bapa Suci, bersama semua klerus, sedang merayakan pesta ini, dan kemudian tiba-tiba aku melihat St.Petrus, yang berdiri di antara altar dan Bapa Suci. Aku tidak dapat mendengar apa yang dikatakan oleh St. Petrus tetapi aku melihat bahwa Bapa Suci memahami kata-katanya.... 

(1045) 

Kemudian, sejumlah klerus yang tidak kukenal mulai memeriksaku dan merendahkan aku, atau lebih tepat, apa yang telah aku tulis; tetapi aku melihat bagaimana Yesus sendiri membela aku dan membuat mereka memahami apa yang tidak mereka ketahui. 

(1046) 

Kemudian, tiba-tiba, aku melihat bagaimana kedua berkas sinar itu, sebagaimana dilukis dalam gambar Kerahiman Ilahi, memancar dari Hosti dan menyebar ke seluruh dunia. Hal ini berlangsung hanya sekejap, tetapi seolah-olah berlangsung sepanjang hari, dan sepanjang hari penuh kapel kami dijejali umat, dan seluruh hari dipenuhi dengan sukacita. 

(1047) 

Kemudian, tiba-tiba, aku melihat pada altar kami Tuhan Yesus yang hidup, sama seperti Ia dilukis dalam gambar Kerahiman Ilahi. Tetapi, aku merasakan bahwa para suster dan semua umat tidak melihat Tuhan Yesus seperti aku melihat-Nya. Yesus memandang dengan penuh kasih dan sukacita pada Bapa Suci, sejumlah imam, dan seluruh klerus, pada umat, dan pada Kongregasi kami. 

(1048) 

Kemudian dalam sekejap, aku terperangkap berdiri di dekat Yesus; aku berdiri pada altar di samping Tuhan Yesus, dan rohku dipenuhi dengan kebahagiaan yang sedemikian besar sampai aku tidak mampu memahaminya atau menulis tentangnya. Suatu damai dan ketenangan yang luar biasa memenuhi jiwaku. Yesus membungkuk terhadapku dan berkata dengan sangat ramah, 

“Apa yang engkau inginkan, Putri-Ku?” 

Dan aku menjawab, 

“Aku ingin agar kerahiman-Mu dihormati dan dimuliakan.” 

“Aku sudah menerima penghormatan itu lewat penetapan dan perayaan Pesta ini; apa lagi yang engkau inginkan?” 

Kemudian, aku melihat himpunan yang besar sekali yang sedang memuliakan Kerahiman Ilahi dan aku berkata kepada Tuhan, 

“Yesus, berkatilah semua orang yang berhimpun untuk memuliakan Engkau dan untuk menghormati kerahiman-Mu yang tak terbatas.” 

Yesus membuat suatu tanda salib dengan tangan-Nya, dan berkat ini terpancar dalam jiwa-jiwa seperti seberkas sinar. Rohku terbenam dalam cinta-Nya. Aku merasa seolah-olah sudah lebur dan lenyap sepenuhnya di dalam Allah. Ketika aku kembali sadar diri, suatu damai yang mendalam meliputi jiwaku, dan suatu pemahaman yang luar biasa mengenai banyak hal dikomunikasikan kepada akal budiku, suatu pemahaman yang selama ini belum pernah diberikan kepadaku. 

(1049) 

Aku merasa bahagia luar biasa meskipun aku adalah yang terkecil dari semua orang; dan, aku tidak mau menukar apa pun yang telah diberikan Tuhan kepadaku. Aku tidak mau bertukar tempat bahkan dengan Serafim dalam kaitan dengan pengetahuan batin mengenai Allah yang diberikan oleh Allah sendiri kepadaku. Persatuan rohaniku dengan Allah sedemikian rupa sehingga tidak ada makhluk yang dapat memahaminya, khususnya, kedalaman kerahiman-Nya yang menyelubungi aku. Aku bahagia dengan segala sesuatu yang Kauberikan kepadaku. 

(1050) 

24 Maret 1937 

Rabu dalam Pekan Suci. 

Hatiku merindukan Allah. Aku ingin bersatu dengan Dia. Suatu ketakutan yang dahsyat menembus jiwaku dan pada saat yang sama suatu nyala cinta mengobarkan hatiku. Cinta dan penderitaan berpadu dalam hatiku.

 

Kerahiman Ilahi dalam Jiwaku

Kerahiman Ilahi dalam Jiwaku (Audio)

Refleksi Harian Kerahiman Ilahi