-->

JAM KERAHIMAN ILAHI

 

JAM KERAHIMAN ILAHI




Jam Kerahiman Ilahi adalah jam tiga sore. Pada jam Kerahiman Ilahi itu kita berdoa dan memeditasikan sengsara Tuhan Yesus, khususnya saat Ia sendirian meregang nyawa-Nya. Pada jam Kerahiman Ilahi ini kita diminta untuk berdoa memohon kemahakuasaan-Nya bagi seluruh dunia, teristimewa bagi orang-orang berdosa yang malang. Pada saat itu belas kasih-Nya dibuka lebar bagi setiap jiwa. Kita yang berdoa pada jam Kerahian Ilahi ini dapat memperoleh apa saja yang kita minta bagi diri sendiri dan bagi orang-orang lain; Pada jam Kerahiman Ilahi ini, kita mengakui Kerahiman Allah bagi seluruh dunia di mana belas kasih menang atas keadilan.

Dalam penampakan-Nya kepada St Faustina pada bulan Oktober 1937, Tuhan kita menghendaki suatu doa dan meditasi khusus akan Sengsara-Nya setiap jam tiga siang, jam di mana Ia wafat di salib. 

“Pada jam tiga, mohonlah belas kasih-Ku, teristimewa bagi para pendosa; dan, meski hanya sesaat saja, benamkanlah dirimu dalam Sengsara-Ku, teristimewa ketika Aku ditinggalkan seorang diri saat meregang nyawa. Inilah jam kerahiman agung…. Pada jam ini Aku tak akan menolak jiwa yang memohon pada-Ku demi Sengsara-Ku (1320).” 

“Begitu engkau mendengar jam berdentang pada pukul tiga, benamkanlah dirimu sepenuhnya ke dalam kerahiman-Ku, sembari sujud menyembah dan memuliakannya; mohonlah kemahakuasaan-Nya bagi seluruh dunia, teristimewa bagi orang-orang berdosa yang malang; sebab saat itu belas kasih dibuka lebar bagi setiap jiwa. Pada jam ini engkau dapat memperoleh apa saja yang engkau minta bagi dirimu sendiri dan bagi orang-orang lain; inilah jam kerahiman bagi seluruh dunia - belas kasih menang atas keadilan….” 

“Berdoalah Jalan Salib pada jam ini, sejauh hal itu mungkin; jika engkau tak dapat melakukan Jalan Salib, maka setidaknya mampirlah sebentar ke dalam kapel dan bersembah sujudlah di hadapan Sakramen Mahakudus, Hati-Ku yang berlimpah belas kasih; dan jika engkau tak dapat mampir ke kapel, walau hanya sesaat saja benamkanlah dirimu dalam doa di mana pun engkau berada saat itu (BHSF 1572).” 

Dalam Kej 18:16-32, Abraham mohon kepada Allah untuk meringankan persyaratan yang diperlukan agar Allah berbelas kasih kepada penduduk Sodom dan Gomora. 

Di sini, Kristus Sendiri menawarkan untuk meringankan persyaratan yang diperlukan karena berbagai tuntutan tugas kewajiban kita, dan Ia `mohon' kepada kita agar kita memohon, dengan cara yang paling sederhana sekalipun, belas kasih-Nya, agar Ia dapat mencurahkan belas kasih-Nya atas kita semua. 

Mungkin kita tak dapat berdoa Jalan Salib atau bersembah sujud di hadapan Sakramen Mahakudus, tetapi kita semua dapat secara rohani berhenti sejenak, merenungkan Yesus yang sama sekali ditinggalkan seorang diri saat Ia meregang nyawa, dan mendaraskan suatu doa singkat seperti 

“Yesus, kasihanilah,” atau 

“Demi sengsara Yesus yang pedih, tunjukkanlah belas kasih-Mu kepada kami dan seluruh dunia.” 

Renungan akan Sengsara Yesus ini, walau singkat, menghantar kita berhadapan muka dengan muka dengan Salib, dan seperti ditulis Paus Yohanes Paulus II dalam Dives In Misericordia, 

“Di atas Salib-lah perwujudan cinta yang berbelas kasih mencapai puncaknya.” 

Tuhan mengundang kita, lanjut Bapa Suci, 

“untuk `berbelas kasih' pada Putra TunggalNya, Dia yang tersalib.” 

Dengan demikian, renungan kita akan Sengsara hendaknya menghantar kita pada suatu bentuk kasih yang 

“bukan hanya merupakan tindakan solidaritas terhadap Putra Manusia yang menderita, melainkan juga semacam tindakan `belas kasih' yang ditunjukkan oleh masing-masing kita kepada Putra Bapa yang Kekal.” 


DOA JAM KERAHIMAN 

Ya Yesus, Engkau telah wafat, namun sumber kehidupan telah memancar bagi jiwa-jiwa dan terbukalah lautan kerahiman bagi segenap dunia.

O, Sumber Kehidupan, kerahiman Ilahi yang tak terselami, naungilah segenap dunia dan curahkanlah diri-Mu pada kami. 

Darah dan Air, yang telah memancar dari Hati Yesus sebagai sumber kerahiman bagi kami. Engkaulah andalanku!



SERUAN KEPADA KERAHIMAN ILAHI 

Setiap seruan dimulai dengan: 

`Bapa yang kekal, kupersembahkan kepada-Mu

Tubuh dan Darah, Jiwa dan Ke-Allah-an

PutraMu yang terkasih, Tuhan kami Yesus Kristus,

sebagai pendamaian untuk dosa-dosa kami dan dosa seluruh dunia.' 

Hening sejenak, renungkanlah Sengsara Yesus. Kemudian, daraskanlah seruan berikut diakhiri dengan: kasihanilah kami dan seluruh dunia. 

    1. Demi Yesus yang menetapkan Ekaristi sebagai kenangan akan Sengsara-Nya, ….
    2. Demi Yesus yang menderita sakral maut di Taman Getsemani, ….
    3. Demi Yesus yang didera dan dimahkotai duri, ….
    4. Demi Yesus yang dijatuhi hukuman mati, ….
    5. Demi Yesus yang memanggul salib-Nya, ….
    6. Demi Yesus yang jatuh di bawah beban berat salib, ….
    7. Demi Yesus yang berjumpa dengan BundaNya yang berduka, ….
    8. Demi Yesus yang menerima uluran tangan dalam memanggul salib-Nya, ….
    9. Demi Yesus yang menerima belas kasih Veronica, ….
    10. Demi Yesus yang menghibur para perempuan, ….
    11. Demi Yesus yang ditelanjangi, ….
    12. Demi Yesus yang disalibkan, …. 

`Allah yang Kudus,  Kudus dan berkuasa,  Kudus dan kekal,  

kasihanilah kami dan seluruh dunia' (diserukan tiga kali)

 

Doa Jam Kerahiman adalah doa singkat dan sederhana yang dapat dilakukan siapa saja dan di mana saja. Bagi Tuhan Yesus doa singkat yang dilakukan dari hati lebih baik daripada doa yang panjang, tetapi tanpa penghayatan. Karena doa pada jam Kerahiman Ilahi ini adalah doa yang singkat dan dapat dilakukan di mana saja, devosi kepada Kerahiman Ilahi tidak ditujukan untuk membentuk komunitas sendiri (bahaya eksklusif) dalam paroki. Devosi kepada Kerahiman Ilahi seharusnya menjadi devosi pribadi di mana setiap pribadi menjadi bejana-bejana Kerahiman-Nya. Kerahiman Ilahi harus mendasari dan menjiwai setiap komunitas.

 

Karena doa “Jam Kerahiman Ilahi” adalah permenungan atas sengsara Tuhan Yesus, seminar dan acara-acara tentangnya tidak boleh glomour, mahal, dan mewah karena mengkhianati “Sengsara Yesus yang pedih”.


Artikel terkait : 


Sejarah Pengabdian kepada Kerahiman Ilahi