-->

Refleksi 307: Bercakap-cakap dengan Sahabat Ilahi

 

Refleksi Harian Tentang

Kerahiman Ilahi

365 Hari bersama Santa Faustina

 


Refleksi 307: Bercakap-cakap dengan Sahabat Ilahi 

Bagaimana anda berdoa? 

Ada banyak cara berdoa yang baik. Berikut adalah beberapa cara umum: menghadiri Misa Kudus atau Liturgi lainnya, berdoa rosario atau kaplet lainnya, membaca Kitab Suci secara renungan, mendaraskan doa-doa yang ditulis dengan indah, duduk dalam keheningan di hadapan Tuhan kita, bersujud di hadapan-Nya terutama dalam Ekaristi Kudus, dll. 

Satu cara tambahan untuk berdoa adalah dengan bercakap-cakap dengan Tuhan kita, berbicara tentang segala sesuatu yang ada di pikiran anda. Memang benar bahwa Dia mengetahui semua kebutuhan anda, Dia mengetahui semua pikiran anda dan Dia mengetahui anda jauh lebih baik daripada diri anda sendiri. 

Namun, kadang-kadang, anda akan menemukan berkat untuk berbicara dengan-Nya. Anda dapat memilih untuk menjalani hidup anda, semua keprihatinan anda, semua pertanyaan dan kebingungan anda, dan berbicara langsung kepada Tuhan kita. 

Bentuk doa ini membantu memperjelas kehidupan, selama anda berusaha untuk mendengarkan saat anda berbicara. Tetapi mengungkapkan semua kekhawatiran anda adalah tindakan yang luar biasa dan akan sangat berguna saat anda mengundang Tuhan ke dalam setiap bagian hidup anda (Lihat Buku Harian #1485-1489). 

Buku Harian Santa Faustina 

Kebaikan Allah 

(1485) O Kerahiman Allah, yang tersembunyi dalam Sakramen Mahakudus, o suara Tuhan yang berbicara kepada kami dari takhta kerahiman, 

“Datanglah kepada-Ku, kamu semua.” 

Percakapan Allah yang Maharahim dengan Jiwa yang Berdosa: 

Yesus: Jangan takut akan Juru Selamatmu, hai jiwa yang berdosa. Akulah yang pertama mengayunkan langkah untuk datang kepadamu karena Aku tahu bahwa dari dirimu sendiri engkau tidak mampu beranjak kepada-Ku. Hai anak, jangan lari jauh-jauh dari Bapamu; siaplah untuk berbicara terus terang dengan Allahmu yang maharahim yang ingin mengucapkan kata-kata pengampunan dan melimpahkan rahmat-Nya atas dirimu. Betapa Aku sangat mengasihi jiwamu! Aku telah mengukir namamu pada tangan-Ku; laksana luka yang parah, engkau tergores di dalam hati-Ku. 

Jiwa: Tuhan, aku mendengar suaramu memanggil aku untuk berpaling dari jalan dosa, tetapi aku tidak memiliki kekuatan atau keberanian untuk melakukannya. 

Yesus: Akulah kekuatanmu! Aku akan menolong engkau dalam perjuangan ini. 

Jiwa: Tuhan, aku mengenal kekudusan-Mu, dan aku takut akan Dikau. 

Yesus: Anak-Ku, engkau takut akan Allah kerahiman? Kekudusan-Ku tidak menghalangi Aku untuk menjadi maharahim. Camkanlah, hai jiwa, bagimu Aku sudah membangun suatu takhta kerahiman di bumi - yaitu tabernakel - dan dari takhta ini Aku ingin masuk ke dalam hatimu. Aku mengelilingi diri-Ku dengan pengawal dan penjaga. Engkau dapat datang kepada-Ku setiap saat, setiap waktu; Aku ingin berbicara denganmu dan ingin memberikan rahmat kepadamu. 

Jiwa: Tuhan, aku ragu-ragu apakah Engkau akan mengampuni dosa-dosaku yang begitu banyak; kepapaanku memenuhi aku dengan kegentaran. 

Yesus: Kerahiman-Ku lebih besar daripada dosa-dosa seluruh dunia. Siapa dapat mengukur jangkauan kebaikan-Ku? Demi engkau, Aku turun dari surga ke bumi; demi engkau, Aku membiarkan Hati Kudus-Ku ditikam dengan tombak, dan dengan demikian membuka lebar mata air kerahiman bagimu. Maka, datanglah dengan penuh harapan untuk menimba rahmat dari mata air ini. Aku tidak pernah menolak hati yang remuk redam. Kepapaanmu telah lenyap dalam lubuk kerahiman-Ku. Jangan berbantah dengan Aku mengenai kemalanganmu. Engkau akan menyenangkan Hati-Ku kalau engkau menyerahkan kepada-Ku semua penderitaan dan kepedihanmu. AKu akan melimpahkan khazanaj rahmat-Ku atas dirimu. 

Jiwa: O Tuhan, dengan kebaikan-Mu, Engkau telah mengalahkan hatiku yang membatu. Dalam kepercayaan dan kerendahan hati, aku menghampiri sidang kerahiman-Mu, tempat Engkau sendiri membebaskan aku dengan tangan wakil-Mu. O Tuhan, aku merasakan rahmat dan damai-Mu memenuhi jiwaku yang papa. AKu merasa dipenuhi dengan kerahiman-Mu, o Tuhan, Engkau mengampuni aku, lebih dari yang berani kuharapkan atau lebih dari yang dapat kubayangkan. Kebaikan-Mu melampaui segala keinginanku. Dan sekarang, penuh dengan rasa syukur atas rahmat yang sedemikian banyak, aku mengundang Engkau masuk ke dalam hatiku. Aku berkelana, seperti anak pemboros yang hilang; tetapi Engkau tidak berhenti menjadi Bapaku. Tingkatkanlah kerahiman-Mu kepadaku karena Engkau tahu betapa rapuhnya aku. 

Yesus: Anak-Ku, jangan lagi berbicara tentang kepapaanmu; semua itu sudah dilupakan. Dengarkanlah, Anak-Ku, apa yang ingin Kukatakan kepadamu. Datanglah lebih dekat kepada luka-luka-Ku dan ambillah dari Mata Air Kehidupan ini apa saja yang diinginkan oleh hatimu. Minumlah sepuas-puasnya dari Mata Air Kehidupan ini dan engkau tidak akan kehausan dalam perjalanan. Pandanglah semarak kerahiman-Ku dan jangan takut akan musuh-musuh keselamatamu. Muliakanlah kerahiman-Ku. (BHSF #1485)

 

Percakapan Allah yang Maharahim dengan Jiwa yang Putus Asa: 

(1486) 

Yesus: O jiwa yang tenggelam dalam kegelapan, jangan putus asa. Tidak segalanya hilang. Datanglah dan percayalah kepada Allahmu; Dia adalah Sang Kasih dan Sang Kerahiman. 

Tetapi jiwa itu, yang bahkan tidak mau mendengarkan permintaan ini, terus membenamkan diri dalam kegelapan. 

Yesus memanggil lagi;          

Anak-Ku, dengarkanlah suara Bapamu yang Maharahim. 

Dalam jiwa itu muncul jawaban ini, 

“Bagiku tidak ada kerahiman,” 

dan jiwa itu terjerumus ke dalam kegelapan yang lebih pekat, suatu keputusasaaan yang merupakan cicipan neraka dan membuat dia tidak mampu menghampiri Allah. 

Yesus memanggil jiwa itu untuk ketiga kalinya, tetapi jiwa itu tetap menutup telinga dan mata, ia berkeras hati dan putus asa. Kemudian, kerahiman Allah mulai menyatakan diri, dan, tanpa kerja sama apa pun dari jiwa itu, Allah memberi kepadanya rahmat terakhir. Kalau ini pun dicampakkan, Allah akan meninggalkan jiwa itu terbelenggu dalam cinta diri tersebut sampai selama-lamanya. Rahmat ini muncul dari Hati Yesus yang maharahim dan memberikan kepada jiwa itu suatu terang istimewa, dan dengan itu jiwa mulai memahami usaha-usaha Allah; tetapi pertobatan tergantung pada kemauan jiwa itu sendiri. Jiwa itu mengetahui bahwa baginya, panggilan ini merupakan rahmat terakhir; kalau jiwa itu menunjukkan secercah kehendak baik, maka selebihnya akan digenapi oleh kerahiman Allah. 

Yesus: Di sini, kerahiman-Ku yang mahakuasa bekerja. Berbahagialah jiwa yang memenfaatkan rahmat ini. 

Yesus: Betapa besar sukacita Hati-Ku ketika engkau kembali kepada-Ku. Karena engkau lemah, maka Aku meraih engkau ke dalam pelukan-Ku dan membawamu pulang ke rumah Bapa-Ku. 

Jiwa (seolah-olah bangun dari tidur, bertanya dengan gemetar): Mungkinkah masih ada kerahiman bagiku? 

Yesus: Justru engkau, Anak-Ku, memiliki hak istimewa atas kerahiman-Ku. Biarlah kerahiman-Ku bekerja dalam jiwamu yang malang; biarlah sinar rahmat masuk ke dalam jiwamu; sinar itu akan membawa serta terang, kehangatan, dan kehidupan. 

Jiwa: Tetapi, ketakutan memenuhi hatiku ketika aku membayangkan dosa-dosaku, dan ketakutan yang mengerikan ini membuat aku ragu-ragu akan kebaikan-Mu. 

Yesus: Ketahuilah, hai jiwa, luka Hati-Ku yang disebabkan oleh semua dosamu tidak separang luka yang ditimbulkan oleh kurangnya kepercayaanmu sekarang ini, yakni bahwa sesudah begitu banyak usaha yang dilakukan oleh kasih dan kerahiman-Ku, engkau masih meragukan kebaikan-Ku. 

Jiwa: O Tuhan, selamatkanlah aku sebab aku binasa. Jadilah Juru Selamatku. O Tuhan, aku tidak mampu mengatakan sesuatu lagi; hatiku yang malang tercabik-cabik; tetapi Engkau, o Tuhan .... 

Yesus tidak membiarkan jiwa itu menyelesaikan kata-katanya, tetapi sambil mengangkatnya dari tanah, dari lubuk kepapaannya, Ia menuntunnya masuk ke dalam kediaman Hati-Nya; di sana semua dosanya lenyap dengan seketika, dihanguskan oleh nyala kasih. 

Yesus: Hai jiwa, inilah seluruh harta Hati-Ku. Ambillah apa saja yang engkau butuhkan. 

Jiwa: O Tuhan, aku merasa dibanjiri dengan rahmat-Mu. AKu merasakan bahwa suatu kehidupan baru kini masuk ke dalam diriku dan, lebih dari segalanya, aku merasakan kasih-Mu di dalam hatiku. Ini sudah cukup bagiku. O Tuhan, sampai selama-lamanya aku akan memuliakan kerahiman-Mu yang mahakuasa. Dikuatkan oleh kebaikan-Mu, aku akan menyerahkan segala dukacita hatiku kepada-Mu. 

Yesus: Anak-Ku, katakan segala-galanya kepada-Ku, jangan menyembunyikan suatu pun dari-Ku sebab Hati-Ku yang penuh kasih, Hati Sahabatmu yang paling baik, selalu mendengarkan engkau. 

Jiwa: O Tuhan, kini aku melihat segala sikap tak tahu terima kasihku dan melihat juga kebaikan-Mu. Dengan rahmat-Mu, Engkau terus memburu aku, sedangkan aku terus menyia-nyiakan kemurahan Hati-Mu. AKu merasa bahwa sudah sepantasnya aku dijebloskan ke dasar neraka karena aku mencampakkan rahmat-Mu. 

Yesus (menyela): Jangan tenggelam dalam kepapaanmu; engkau masih terlalu lemah untuk berbicara mengenai hal itu. Lebih baik, tataplah Hati-Ku yang penuh dengan kebaikan dan penuhilah hatimu dengan perasaan-Ku. Upayakanlah kelembutan dan kerendahan hati; bermurah-hatilah kepada sesama, sebagaimana Aku murah hati kepadamu; dan, apabila engkau mersakan kekuatanmu surut, datanglah ke mata air kerahiman untuk menguatkan jiwamu; maka engkau tidak akan menjadi letih lagi di sepanjang perjalananmu. 

Jiwa: Kini aku memahami kerahiman-Mu yang melindungi aku laksana sebuah awan bercahaya dan menuntun aku ke rumah Bapaku, sambil melindungi aku dari kengerian neraka; aku telah jatuh ke sana, bukan hanya satu kali, tetapi ribuan kali. O Tuhan, masa yang kekal pun hampir tidak cukup bagiku untuk memberikan pujian serasi kepada kerahiman dan kemurahan-Mu terhadapku yang sungguh tak terbatas. (BHSF #1486)

 

Percakapan Allah yang Maharahim dengan Jiwa yang Menderita:  

(1487) 

Yesus: Hai jiwa, Aku melihat engkau sangat menderita dan engkau tidak memiliki bahkan kekuatan untuk bercakap-cakap dengan Aku. Maka Aku sendiri akan berbicara kepadamu, hai jiwa. Meskipun penderitaan-penderitaanmu sangat berat, jangan putus asa atau patah semangat tetapi katakan kepada-Ku, Anak-Ku, siapa yang telah berani melukai hatimu? Katakan segala sesuatu kepada-Ku, bersikaplah tulus dalam berurusan dengan Aku, beberkanlah semua luka hatimu. Aku akan menyembuhkannya, dan penderitaanmu akan menjadi sumber kesucian bagimu. 

Jiwa: Tuhan, penderitaan-penderitaanku begitu berat dan begitu banyak; semuanya sudah berlangsung begitu lama sehingga aku menjadi berkecil hati. 

Yesus: Anak-Ku, janganlah berkecil hati. Aku tahu kepercayaanmu kepada-Ku tidak terbatas; Aku tahu engkau menyadari kebaikan dan kerahiman-Ku. Marilah kita berbicara secara rinci mengenai segala sesuatu yang membebani hatimu dengan begitu berat. 

Jiwa: Ada begitu banyak ragam penderitaan yang menimpaku sehingga aku tidak tahu mana yang harus aku bicarakan lebih dulu, atau bagaimana aku mengungkapkannya. 

Yesus: Berbicaralah saja kepada-Ku, seperti seorang sahabat kepada sahabatnya. Sekarang juga katakanlah, Anak-Ku apa yang menghalangi usahamu untuk maju dalam kesucian!? 

Jiwa: Kesehatanku yang buruk menghambat aku meniti jalan menuju kesucian. Aku tidak dapat memenuhi tugas-tugasku. Yah, aku seperti barang yang dipermainkan orang. Aku tidak dapat bermati raga atau berpuasa dengan leluasa, seperti dilakukan oleh orang-orang kudus. Lebih dari itu, tidak seorang pun percaya bahwa aku sedang sakit sehingga kepedeihan hati memperberat rasa sakit badani yang sudah membebaniku; dan aku sering direndahkan. Yesus, bagaimana mungkin seseorang menjadi saleh dalam situasi seperti itu? 

Yesus: Benar, Anak-Ku, semua itu menyakitkan. Tetapi, tidak ada jalan lain menuju surga kecuali jalan salib. Aku sudah lebih dulu menapaki jalan itu. Engkau harus tahu bahwa itulah jalan yang paling pendek dan paling pasti. 

Jiwa: Tuhan, masih ada halangan lain pada jalanku menuju kekudusan. Karena setia kepada-Mu, aku dianiaya dan sangat menderita. 

Yesus: Camkanlah karena engkau tidak berasal dari dunia ini, maka dunia membenci engkau. Dunia sudah lebih dulu menganiaya Aku. Penganiayaan adalah tanda bahwa engkau sedang mengikuti jejak-jejak kaki-Ku dengan setia. 

Jiwa: Tuhanku, aku juga berkecil hati karena, baik para superior maupun bapak pengakuanku tidak memahami penderitaan-penderitaan batin yang aku alami. Suatu kegelapan menyelubungi pikiranku. Bagaimana aku dapat maju? Semua ini membuat aku berkecil hati sehingga aku tidak dapat mendaki menuju puncak-puncak kesucian. 

Yesus: Baiklah, Anak-Ku, kali ini engkau telah mengatakan banyak hal kepada-Ku. AKu tahu betapa sakit rasanya tidak dipahami, khususnya oleh orang-orang yang engkau kasihi dan dengan siapa engkau telah sangat terbuka. Tetapi, cukuplah engkau tahu bahwa Aku memahami segala penderitaan dan kepapaanmu. Aku senang akan besarnya kepercayaanmu kepada wakil-wakil-Ku meskipun ada begitu banyak hambatan. Dari semua ini, belajarlah bahwa tidak seorang pun akan memahami suatu jiwa dengan sepenuhnya - hal ini melampaui kemampuan manusia. Oleh karena itu, Aku selalu tinggal di bumi untuk menghibur hatimu yang pedih dan untuk menguatkan jiwamu sehingga engkau tidak akan jatuh di tengah jalan. Engkau berkata bahwa kegelapan yang pekat menyelubungi pikiranmu. Mengapa, pada saat-saat seperti itu, engkau tidak datang kepada-Ku; Akulah Sang Terang yang dengan seketika dapat mencurahkan ke dalam jiwamu pemahaman yang lebih jelas mengenai kesucian daripada yang dapat engkau temukan dalam buku apa pun? Tidak seorang bapak pengakuan pun mampu mengajar dan menerangi suatu jiwa dengan cara ini. 

Ketahuilah juga bahwa kegelapan yang engkau keluhkan sudah lebih dulu Aku alami di Taman Zaitun, ketika jiwa-Ku hancur luluh dalam sakratulmaut yang membuat Aku merasa seperti sudah mati. Aku memberi engkau kesempatan untuk ambil bagian dalam penderitaan-penderitaan itu sebab Aku mengasihi engkau dengan kasih yang istimewa dan Aku bermaksud menempatkan engkau pada kesucian tingkat tinggi di surga. Suatu jiwa yang menderita itu paling dekat dengan Hati-Ku. 

Jiwa: Satu hal lagi, Tuhan. Apa yang harus kulakukan kalau aku ditolak dan tidak diacuhkan, khususnya oleh mereka yang semestinya menjadi tumpuanku di saat-saat aku sangat membutuhkan? 

Yesus: Anak-Ku, buatlah niat untuk tidak pernah mengandalkan manusia. Percayakanlah dirimu sepenuhnya kepada kehendak-Ku dengan berkata, “Terjadilah pada-Ku, o Allah, bukan seperti yang kukehendaki tetapi seperti yang Kaukehendaki.” Kata-kata ini, kalau diucapkan oleh seseorang dari lubuk hatinya yang paling dalam, dapat mengangkat jiwa ke puncak kesucian dalam waktu yang singkat. Jiwa seperti itu sangat menyenangkan Hati-Ku. Jiwa seperti itu mempersembahkan kemuliaan kepada-Ku. Jiwa seperti itu memenuhi surga dengan aroma keutamaannya. Ketahuilah bahwa kekuatan yang membuat engkau mampu menanggung penderitaan-penderitaan berasal dari seringnya engkau menyambut komuni. Oleh karena itu, sering-seringlah menghampiri sumber kerahiman ini, untuk menimba apa pun yang engkau butuhkan dengan bejana pengharapan. 

Jiwa: Terima kasih, Tuhan, atas kebaikan-Mu untuk tinggal bersama kami di tempat pembuangan ini sebagai Allah kerahiman; terima kasih juga karena Engkau telah memberkati kami dengan cahaya kemurahan dan kebaikan-Mu. Lewat sinar kerahiman-Mu inilah aku sekarang memahami betapa Engkau mengasihi aku. (BHSF #1487)

 

(1488)  

Percakapan Allah yang Maharahim dengan Jiwa yang Memperjuangkan Kesempurnaan: 

Yesus: Aku sangat senang dengan usaha-usahamu, wahai jiwa yang giat mengusahakan kesempurnaan, tetapi begitu sering Aku melihat engkau sedih dan tertekan. Mengapa? Katakan kepada-Ku, Anak-Ku, apa arti kesedihan itu, dan apa sebabnya!? 

Jiwa: Tuhan, aku merasa sedih karena meskipun memiliki keputusan-keputusan yang tulus, aku jatuh lagi ke dalam kesalahan-kesalahan yang sama. Pada pagi hari aku membuat niat tetapi pada petang hari aku melihat betapa sering kali aku telah menyimpang darinya. 

Yesus: Engkau lihat, Anak-Ku, apakah sesungguhnya dirimu itu. Engkau mengalami kegagalan-kegagalan karena engkau terlalu banyak mengandalkan dirimu sendiri dan terlalu sedikit mengandalkan Aku. Tetapi, janganlah terlalu bersedih karenanya. Engkau berhadapan dengan Allah yang maharahim; di hadapan-Nya kepapaanmu sama sekali tidak ada artinya. Ingatlah, pengampunan yang Kusediakan tidaklah terbatas. 

Jiwa: Memang, aku tahu semua itu, tetapi godaan-godaan gencar terus menyerbu aku, dan beragam keragu-raguan berkecamuk dalam diriku. Lebih dari itu, segala sesuatu mengganggu hatiku dan membuat aku berkecil hati. 

Yesus: Anak-Ku, ketahuilah bahwa hambatan paling besar untuk kesucian adalah rasa kecil hati dan kecemasan yang berlebihan. Kedua hal ini melumpuhkan kemampuanmu untuk mengamalkan keutamaan. Semua godaan bersama-sama tidak boleh mengacaukan damai yang ada dalam hatimu, bahkan sedetik pun. Kecemasan dan keputusasaan adalah buah dari cinta diri. Janganlah engkau berkecil hati tetapi berjuanglah untuk membuat kasih-Ku meraja di ranah cinta-dirimu. Janganlah berkecil hati, Anak-Ku. Janganlah berputus asa untuk memohon pengampunan karena Aku sellau siap mengampuni engkau. Sesering engkau minta pengampunan, sesering itulah engkau memuliakan kerahiman-Ku.  

Jiwa: Aku memahami apa yang lebih sempurna untuk dilakukan, dan apa yang paling menyenangkan hati_mu. Tetapi, aku menghadapi halangan-halangan besar untuk bertindak selaras dengan pemahaman ini. 

Yesus: Anak-Ku, kehidupan di bumi ini merupakan suatu pertempuran; suatu pertempuran yang sengit demi kerajaan-Ku. Tetapi, janganlah takut sebab engkau tidak sendirian. Aku selalu menopang engkau; sementara bertempur, bersandarlah pada-Ku dan janganlah takut akan apa pun. Bawalah bejana pengharapan dan timbalah dari sumber kehidupan - bukan hanya untuk engkau sendiri, tetapi juga untuk jiwa-jiwa lain, khususnya jiwa-jiwa yang tidak percaya akan kebaikan-Ku. 

Jiwa: Ya Allah, aku merasa hatiku penuh dengan kasih-Mu dan bahwa sinar-sinar kerahiman dan kasih-Mu telah menembus jiwaku. Atas perintah-Mu, Tuhan, aku kini pergi. Aku pergi untuk memenangkan jiwa-jiwa. Ditopang oleh rahmat-Mu, Tuhan, aku siap mengikuti Engkau, tidak hanya ke Tabor, tetapi juga ke Kalvari. Aku ingin menuntun jiwa-jiwa ke mata air kerahiman-Mu sehingga semarak kerahiman-Mu dapat terpantul dalam semua jiwa, dan rumah Bapa kami menjadi penuh sesak. Dan apabila musuh mulai menyerang, aku akan berlindung di balik perisai kerahiman-Mu. (BHSF #1488)

 

(1489)  

Percakapan Allah yang Maharahim dengan Jiwa yang Sempurna:  

Jiwa: Tuhanku dan Guruku, aku ingin berbicara dengan Engkau.  

Yesus: Berbicaralah, Anak-Ku terkasih, sebab Aku selalu mendengarkan. Aku menantikan engkau. Apa yang ingin engkau bicarakan? 

Jiwa: Tuhan, pertama-tama perkenankanlah aku menumpahkan isi hatiku pada kaki-Mu dalam ucapan syukur yang harum atas begitu banyak berkat yang Kaulimpahkan atasku; kalaupun aku mau, aku tidak akan mampu menghitungnya. Aku hanya ingat bahwa dalam hidupku ini tidak sedetik pun aku tidak mengalami perlindungan dan kebaikan-Mu.  

Yesus: Kata-katamu menyenangkan Hati-Ku, dan ucapan syukurmu membuka harta rahmat yang baru bagimu. Tetapi, Anak-Ku, kita harus berbicara lebih rinci mengenai hal-hal yang ada di dalam hatimu. Marilah kita berbicara empat mata dan dengan terus terang, seperti dua hati yang saling mengasihi. 

Jiwa: O Tuhanku yang maharahim, ada rahasia-rahasia dalam hatiku yang tidak diketahui dan tidak pernah akan diketahui oleh seorang pun kecuali oleh-Mu sebab kalaupun aku mau membeberkannya tidak seorang pun akan memahami aku. Wakil-Mu mengetahui sebagian karena aku mengaku dosa kepadanya, tetapi ia hanya mengetahui sedikit dan misteri-misteri yang dapat aku ungkapkan; selebihnya tetap tersimpan bagi kita berdua sampai selama-lamanya, o Tuhanku! Engkau telah menyelubungi aku dengan mantol kerahiman-Mu, dan serentak mengampuni dosa-dosaku. Tidak sekali pun Engkau menahan pengampunan-Mu; Engkau selalu berbelas kasihan kepadaku, Engkau selalu memberikan kepadaku suatu kehidupan rahmat yang baru. Untuk menghilangkan keragu-raguanku, Engkau telah memercayakan aku kepada asuhan Gereja-Mu yang penuh kasih; dialah Bunda yang mesra, yang dalam nama-Mu menyakinkan aku akan kebenaran-kebanaran iman dan memperhatikan masalah-masalah yang kuhadapi. Khususnya dalam Sidang Kerahiman-Mu, jiwaku menjumpai samudra kasih, padahal kepada para malaikat yang memberontak Engkau tidak memberikan waktu sedikit pun untuk menyesal, dan bagi mereka Engkau tidak memperpanjang saat kerahiman. O Tuhanku, Engkau telah menyediakan imam-imam yang suci untuk menunjukkan jalan yang aman kepadaku. 

Yesus, ada satu lagi rahasia dalam kehidupanku, rahasia yang paling dalam dan paling mengasyikkan hatiku, yakni Engkau sendiri ketika Engkau datang kepada hatiku dalam rupa roti. Di sini, terhamparlah seluruh rahasia kesucianku. Di sini, hatiku sedemikian bersatu dengan hati-Mu seolah-olah hanya satu hati. Di sini, tidak ada lagi rahasia sebab semua yang Engkau miliki menjadi milikku, dan semua yang aku miliki menjadi milik-Mu. Begitulah kemahakuasaan dan mukjizat kerahiman-Mu. Semua lidah manusia dan lidah malaikat bersama-sama tidak mampu menemukan kata-kata yang memadai untuk mengungkapkan misteri kasih dan kerahiman-Mu ini. 

Setiap kali aku merenungkan misteri ini, hatiku tenggelam dalam suatu ekstase kasih. Dalam keheningan, aku menyatakan segala sesuatu kepada-Mu, Tuhan, sebab bahasa kasih tidak memerlukan kata-kata; tidak satu denyut jantungku pun lolos dari-Mu. O Tuhan, begitu besar kerelaan-Mu sehingga Engkau berkenan turun kepadaku, dan besarnya kerelaan itu membangkitkan dalam jiwaku kasih yang semakin besar akan Dikau, satu-satunya sasaran cintaku. Kesatuan hidup menjadi nyata dalam kemurnian yang sempurna, dalam kerendahan hati yang tulus, dalam keheningan yang lembut, dan dalam gairah yang bernyala-nyala demi keselamatan jiwa-jiwa. 

O Tuhanku yang paling manis, ketika hatiku terombang-ambing di antara dua hal, setiap saat Engkau mengawasi aku dan mengilhami aku bagaimana aku harus bertindak dalam situasi itu. Sering kali, Engkau sendiri campur tangan dalam mengambil keputusan yang sulit. Tidak terbilang banyaknya, lewat pencerahan yang tiba-tiba, Engkau membuat aku mengetahui apa yang lebih menyenangkan Hati-Mu. 

Oh, betapa banyaknya contoh pengampunan yang tidak diketahui oleh seorang pun. Betapa seringnya Engkau mencurahkan ke dalam jiwaku keberanian dan ketabahan untuk terus maju. Engkau sendirilah yang menyingkirkan halangan-halangan dari jalanku, dengan campur tangan secara langsung dalam tindakan-tindakan manusia. O Yesus, segala sesuatu yang telah kukatakan kepada-Mu hanyalah bayangan suram dari apa yang terjadi di dalam hatiku. O Yesusku, betapa berkobar-kobarnya keinginanku agar orang-orang berdosa bertobat! Engkau tahu apa yang kulakukan untuk memenangkan mereka bagi-Mu. Setiap pelanggaran terhadap ketetapan-Mu menggoreskan luka yang dalam di hatiku. Dalam membela kerajaan-Mu, aku tidak menghemat entah kekuatanku, entah kesehatanku, entah kehidupanku sendiri. Memang usaha-usahaku tetap tidak terlihat di bumi. Tetapi, semua itu sungguh berharga dalam pandangan-Mu. 

O Yesus, aku ingin membawa jiwa-jiwa ke mata air kerahiman-Mu agar dengan bejana pengharapan mereka menimba air kehidupan yang menyegarkan. Jiwa yang sungguh merindukan kerahiman Allah hendaknya menghampiri Allah dengan pengharapan yang lebih besar; dan kalau pengharapannya akan Allah menjadi tidak terbatas, maka kerahiman Allah kepadanya juga akan menjadi tidak terbatas. Ya Allahku, Engkau mengetahui setiap detak jantungku, Engkau mengetahui betapa besarnya hasratku agar semua hati berdenyut hanya demi Engkau, agar setiap jiwa memuliakan keagungan kerahiman-Mu.  

Yesus: Anak-Ku yang terkasih, kesukaan Hati-Ku, kata-katamu lebih merdu dan lebih menyenangkan Hati-Ku daripada paduan suara para malaikat. Semua harta Hati-Ku terbuka bagimu. Ambillah dari Hati-Ku ini semua yang engkau perlukan untuk dirimu sendiri dan untuk seluruh dunia. Demi kasihmu, Aku membatalkan semua hukuman adil yang mestinya diterima oleh umat manusia. Satu ulah kasih yang murni lebih menyenangkan Hati-Ku daripada seribu doa yang tidak sempurna. Satu keluh kesah karena cinta menyilih banyak pelanggaran yang ditimpakan kepada-Ku oleh orang-orang yang tidak beriman. Keutamaan yang paling kecil pun memiliki nilai yang tak terbatas dalam pandangan-Ku karena cintamu yang besar akan Daku. 

Dalam jiwa yang menghayati cinta-Ku, Aku sendiri meraja seperti di surga. Siang dan malam Aku menjaganya. Di dalamnya, aku menemukan kebahagiaan; telinga-Ku terbuka lebar untuk mendengarkan setiap permintaan hatinya; sering kali Aku sudah memberikan sebelum Ia memintanya. O Anak-Ku, yang sangat Kusayangi, biji mata-Ku, beristirahatlah sejenak di dekat Hati-Ku dan kecaplah manisnya cinta yang akan membahagiakan engkau untuk selama-lamanya. 

Tetapi, Anak-Ku, engkau belum sampai di tanah airmu; maka, dengan dikuatkan oleh rahmat-Ku, berjalanlah dan bertempurlah demi kerajaan-Ku dalam jiwa-jiwa manusia; bertempurlah dengan gigih seperti yang dilakukan oleh seorang anak raja; dan ingatlah bahwa hari-hari pembuanganmu akan segera berakhir, dan bersama itu akan tiba kesempatan untuk menikmati pahala surha. Aku mengharapkan darimu, Anak-Ku, agar supaya engkau dapat menjawab panggilan-Ku dengan pantas, terimalah Aku setiap hari dalam komuni kudus. Ia akan memberi kekuatan kepadamu ...  

Yesus, jangan meninggalkan aku sendirian di tengah penderitaan. Engkau tahu, Tuhan, betapa lemahnya aku ini. Aku adalah suatu jurang yang penuh kejahatan, aku ini sungguh suatu kehampaan; karena itu, tidaklah aneh kalau Engkau meninggalkan aku sendirian dan aku jatuh! Aku ini seorang bayi, ya Tuhan, sehingga aku tidak dapat mengurus diriku sendiri. Tetapi, melampaui segala kesendirian ini, aku percaya, dan di tengah semua kegelisahanku, aku berharap; maka aku sepenuhnya diubah menjadi insan yang penuh pengharapan - meskipun sering kali dirundung kegelisahan. Jangan mengurangi satu pun dari penderitaan-penderitaanku, tetapi berilah saja aku kekuatan untuk menanggungnya. Berbuatlah terhadap aku menurut apa yang berkenan di Hati-Mu, Tuhan, tetapi berilah aku rahmat agar aku mampu mencintai Engkau dalam setiap kesempatan dan situasi. Tuhan, jangan mengurangi piala kepahitanku, tetapi berilah aku kekuatan agar aku mampu meminumnya sampai tuntas.  

O Tuhan, kadang-kadang Engkau mengangkat aku supaya aku menikmati penglihatan-penglihatan yang indah; tetapi, kemudian sekali lagi Engkau membenamkan aku ke dalam kegelapan malam dan jurang kehampaan sehingga jiwaku merasa seolah-olah sendirian di tengan padang gurun. Tetapi, di atas semuanya, aku mengandalkan Dikau, ya Yesus, karena Engkau tidak berubah. Gairah hatiku berubah-ubah, tetapi Engkau selalu sama, penuh dengan kerahiman. (BHSF #1489) 

Renungan 

Jadi bagaimana anda berdoa? 

Renungkan hari ini tentang berbagai metode yang anda gunakan dan renungkan apakah ada cara lain yang dapat anda tambahkan. Terutama pertimbangkan untuk duduk dan bercakap-cakap dengan Tuhan kita seperti yang anda lakukan sebagai seorang teman. 

Pikirkan bahkan manfaat psikologis yang datang dengan mengungkapkan segala sesuatu yang ada di hati anda, mengungkapkan setiap kekhawatiran, dan mengajukan setiap pertanyaan yang anda miliki kepada Tuhan. 

Ada nilai dalam percakapan. anda mungkin tidak memiliki pemahaman yang sempurna tentang jawaban-Nya, tetapi Tuhan mengetahui apa yang anda butuhkan dan dengan datang kepada-Nya dengan segalanya, anda dapat yakin bahwa Dia akan mendengarkan dan menanggapi. 

 


Doa 

Tuhan, ajari aku berdoa. Tolong aku untuk mengetahui betapa Engkau mencintaiku dan ingin mendengar dariku tentang setiap beban jiwaku. Aku ingin membawa semuanya kepada-Mu, ya Tuhan, untuk meletakkannya di kaki-Mu dan menyerahkan diriku ke dalam Tangan-Mu yang lembut. Terima kasih karena selalu mendengarkan. Yesus, Engkau andalanku.