-->

Refleksi 310: Kebodohan Si Jahat

 

Refleksi Harian Tentang

Kerahiman Ilahi

365 Hari bersama Santa Faustina

 


Refleksi 310: Kebodohan Si Jahat 

Iblis itu nyata dan pencobaannya nyata. Dia membencimu dengan kebencian murni dan menginginkan kehancuranmu. Ini bagus untuk diketahui. Tetapi si jahat juga cukup cerdas dan manipulatif dan jarang berbicara kebohongan terang-terangan kepada anda karena dia tahu godaan ini kemungkinan besar tidak akan meyakinkan anda. Sebaliknya, dia berusaha untuk mengungkapkan kebingungan kepada anda, mengidentifikasi hal-hal yang sebagian benar dan mencampurnya dengan kebohongan halus untuk menyesatkan anda. 

Anda mungkin menemukan bahwa anda mulai terobsesi dengan hal ini atau itu. Dan anda mungkin menemukan bahwa alasan anda mungkin masuk akal, tetapi anda mulai mengalami kesedihan dan kebingungan seperti yang anda pikirkan. 

Berhentilah berpikir pada saat-saat itu dan larilah ke Rahmat Tuhan. Ketika pemikiran anda tenggelam dalam Tuhan, anda menjadi segar dan ringan. Anda mulai memiliki kegembiraan dan kejelasan baru. Tetapi ketika si jahat mulai menguasai anda, efek sebaliknya terasa di jiwa anda. Perhatikan tipu muslihatnya yang licik dan jangan perhatikan itu (Lihat Buku Harian #1497-1499). 

Buku Harian Santa Faustina 

(1497) 

Aku sungguh-sungguh berkecil hati. Kemudian, aku mendengar suara setan, 

“Lihatlah, betapa segala sesuatu yang diberikan Yesus kepadamu serba bertentangan: Ia menyuruh engkau mendirikan suatu biara, dan kemudian Ia membuat engkau sakit; Ia menyuruh engkau untuk mempersiapkan penetapan Pesta Kerahiman Ilahi, sedangkan seluruh dunia tidak menghendaki pesta seperti itu. Mengapa engkau berdoa demi adanya pesta seperti ini? Pesta ini sama sekali tidak cocok.”  

Jiwaku tetap tinggal diam. Lewat doa mohon kehendak yang kuat, aku terus berdoa tanpa masuk ke dalam percakapan dengan roh kegelapan. Tetapi, rasa jijik yang luar biasa terhadap kehidupan menguasai diriku sehingga aku harus memohon kehendak yang kuat untuk terus hidup .... 

Sekali lagi, aku mendengarkan suara si penggoda, 

“Mintalah kematian untuk dirimu sendiri, besok sesudah komuni kudus. Allah akan mendengarkan engkau karena selama ini Ia sudah begitu sering mendengarkan engkau dan sudah memberi kepadamu apa yang engkau minta.”  

Aku tetap tinggal diam. Lewat doa mohon kehendak yang kuat, aku terus berdoa; atau lebih tepat, aku menyerahkan diri kepada Allah, sambil memohon kepada-Nya dalam hati agar pada saat ini Ia tidak meninggalkan aku. Hari sudah pukul sebelas malam, dan suasana di sekelilingku sunyi senyap. Para suster sudah tidur di kamar masing-masing, dan sendirian jiwaku bergulat dengan godaan yang berat.

Si penggoda melanjutkan serangannya, 

“Mengapa engkau harus peduli dengan jiwa-jiwa lain” Engkau harus berdoa hanya untuk dirimu sendiri. Mengenai orang-orang berdosa, tanpa doa-doamu pun mereka akan dipertobatkan. Aku melihat bahwa pada saat ini engkau sangat menderita. Aku mau memberimu sebuah nasihat yang akan menjadi pangkal kebahagiaanmu: jangan pernah berbicara mengenai kerahiman Allah; terlebih, jangan mendorong orang-orang berdosa untuk percaya akan kerahiman Allah sebab mereka harus menerima hukuman yang adil. Hal lain yang sangat penting: jangan mengatakan kepada bapak-bapak pengakuanmu, khususnya bapak pengakuan dan imam yang luar biasa di Vilnius itu, apa yang terjadi dalam jiwamu. Aku mengenal mereka; aku tahu siapa mereka, dan mereka itu aku mengingatkan engkau untuk berhati-hati terhadap mereka. Engkau tahu, untuk menjadi seorang biarawati yang baik, cukuplah hidup sama seperti yang lain. Mengapa engkau mau menanggung begitu banyak kesulitan?” (BHSF #1497)

(1498) 

Aku tetap tinggal diam. Lewat doa mohon kehendak yang kuat, aku tetap tinggal di dalam Allah meskipun suatu rintihan sempat lolos dari hatiku. Akhirnya, si penggoda itu pergi dan aku, yang sudah kehabisan tenaga, seketika itu juga tertidur. Pagi hari, sesudah komuni kudus, aku langsung pergi ke kamarku dan sambil bersujud aku membarui penyerahn diri dalam segala hal kepada kehendak Allah. 

“Yesus, aku mohon kepada-Mu, berilah aku kekuatan untuk bertempur. Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu yang teramat kudus. Jiwaku sungguh terpikat oleh kehendak-Mu yang teramat kudus.”  (BHSF #1498)

(1499) 

Pada saat itu, aku melihat Yesus yang berkata, 

“Aku senang dengan apa yang sedang engkau lakukan. Engkau dapat terus menikmati damai kalau, dalam kaitan dengan karya kerahiman ini, engkau selalu berusaha dengan sebaik-baiknya. Berusahalah sungguh-sungguh untuk bersikap sejujur mungkin terhadap bapak pengakuanmu. Dengan menggodamu, setan tidak memperoleh apa pun sebab engkau tidak masuk ke dalam percakapan dengan dia. Teruslah bersikap seperti itu. Hari ini, dengan bertempur sedemikian setia, engkau memberikan kemuliaan yang besar kepada-Ku. Biarlah dikukuhkan dan digoreskan dalam hatimu bahwa Aku selalu menyertaimu, juga kalau engkau tidak merasakan kehadiran-Ku di tengah pertempuranmu.” (BHSF #1499) 

Renungan 

Renungkan, hari ini, pada proses berpikir anda. Di sinilah si penggoda melakukan pekerjaan terburuknya. Renungkan juga bagaimana perasaan anda ketika anda mencoba mencari tahu situasi ini atau yang lain. Berkomitmenlah pada pemahaman roh dengan secara khusus melihat efek dari pemikiran anda. Tuhan mengundang anda untuk lari ke Rahmat-Nya setiap kali anda menemukan diri anda bingung atau disesatkan. 

Perhatikan saat-saat ini dan ketahuilah bahwa itu mungkin godaan si jahat. Percayalah kepada Tuhan selalu dan terus-menerus serahkan pikiran anda kepada Kerahiman-Nya yang kudus. 

 


Doa 

Tuhan, tolong selalu lindungi aku dari kebohongan dan jerat si jahat. Aku menegur dia dan pekerjaannya dalam Nama-Mu yang paling suci dan mempercayakan semua pikiranku kepada-Mu. Ayo curahkan Kerahiman dan kebenaran-Mu ke dalam hidupku dan hilangkan semua kegelapan dan kesuraman. Aku mencintai-Mu, ya Tuhan. Yesus, Engkau andalanku.